Seks Aman untuk Penderita Kanker
Sebagian besar pasien kemoterapi tidak dilarang untuk berhubungan seks. Namun dalam praktiknya, banyak kondisi yang akhirnya akan membatasi pasien untuk melakukannya. Ada beberapa hal harus dipertimbangkan sebelum menuruti hasrat tersebut, sebab hubungan seks dalam kondisi demikian cukup berisiko. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan oleh pasien kemotrapi sebelum berhubungan seks:
1. Jenis kemoterapi
Pastikan dulu jenis obat yang dipakai dalam kemoterapi sebab beberapa di antaranya bisa mempengaruhi perlendiran di sekitara vagina, sehingga bisa menyebabkan luka dan iritasi saat bercinta. Ada juga jenis obat yang melemahkan daya tahan tubuh, sehingga mudah terinfeksi bakteri dari alat kelamin pasangannya.
2. Kemungkinan elergi pada pasangan
Meski jarang terjadi, obat-obatan kemoterapi bisa memicu alergi pada pasangan saat berhubungan seks. Secara teori hal ini mungkin terjadi sehingga ada baiknya dikonsultasikan ke dokter sebelum memutuskan untuk berhubungan seks.
3. Stamina
Salah satu efek samping kemoterapi yang sering dikeluhkan adalah rasa letih, lemah dan lesu. Jika sekiranya tidak punya cukup tenaga, hasrat untuk bermesraan bisa dialihkan pada kegiatan lain yang tak kalah romatis misalnya berbincang-bincang sambil minum teh di taman.
4. Kemungkinan hamil
Pasien kemoterapi sangat dianjurkan untuk menghindari terjadinya kehamilan, sebab dikhawatirkan janin bisa terkena efek samping dari pengobatan itu. Jika memungkinkan untuk berhubungan seks namun sedang berada dalam masa subur, sangat dianjurkan untuk memakai kondom atau alat kontrasepsi lainnya.
5. Jenis kanker
Hubungan seks bisa menjadi masalah pada pasien kemoterapi yang mengidap jenis kanker di daerah alat kelamin misalnya prostat dan leher rahim. Jika sebelumnya telah dilakukan pengangkatan, biasanya dokter akan menganjurkan untuk tidak berhubungan seks hingga benar-benar sembuh.